MAKALAH KEBUDAYAAN DAERAH SOE TIMOR TENGAH SELATAN
“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ilmu Budaya Dasar”
DISUSUN OLEH :
Ulfatunisa B.M.T Manu
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2015/2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara dengan berbagai macam suku bangsa. Kualitas hidup suku bangsa yang berbeda beda, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
1. Sesuai dengan judul makalah ini,terkait dengan keanekaragaman kebudayaan yang terdapat di daerah saya baik ditinjau dari segi lokasi, kebudayaan, norma norma serta nilai nilai yang dianut oleh masyarakat tersebut.
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai perkembangan jaman.
Maka saya dengan bangga mengangkat budaya Nusa Tenggara Timur Khususnya Kabupaten “Timor Tengah Selatan”.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya daerah kita
2. Mengetahui lokasi dan letak daerah Timor Tengah Selatan
3.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah - masalah yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Dimana letak dan lokasi kabupaten Timor Tengah Selatan
2. Apa saja makanan makanan dan minuman kha daerah Timor Tengah Selatan
3. Apa saja tempat wisata didaerah Timor Tengah Selatan
4. Apa sajakah kekayaan alam yang ada didaerah Timor Tengah Selatan
5. Bagaimana tradisi budaya dan aturan adat didaerah Timor Tengah Selatan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Lokasi dan Letak
Kabupaten Timor Tengah Selatan merupakan salah satu dari 22 kabupaten dan Kota yang ada di Privinsi Nusa Tenggara Timur dengan Ibukota SoE. Kapaten yang dikenal dengan pohon cendana ini mempunyai luas 4333,6 km dengan populasi 441.155 jiwa dan kepadatan 111,77 jiwa/km.
Cuaca umum wilayah Timor Tengah Selatan 4 bulan basah (Desember-April), 8 bulan kering (April-November) rata-rata 58 hari hujan. Suhu udara pada musim dingin (Juli-Agustus) sekitar 18-21 C.
Batas Wilatah TTS yaitu
v Sebelah utara : Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan
Ambenu (Tim-tim)
v Sebelah selatan : Lautan Indonesia
v Sebelah timur : Kabupaten Belu
v Sebelah barat : Kabupaten Kupang
2. Adat Istiadat
a. Pakaian adat
b. Rumah Adat
Rumah adat Suku Dawan yaitu Lopo. Gambaran Lopo adalah sebuah rumah beratap bulat dengan empat tiang berdiri tegak pada bagian atasnya terdapat loteng. Lopo, bagi orang timor melambangkan laki – laki, dimana agak terbuka, kokoh dan sebagai tempat untuk pertemuan keluarga, dana selalu dipimpin oleh Bapak sebagai Kepala Keluarga.
Lopo
c. Tarian Adat
Tarian Bonet
Ada banyak tarian yang ada di daerah saya namun yang paling terkenal adalah Tarian Bonet. Tarian Bonet adalah tarian yang dilakukan dengan membentuk lingkaran dan bergandengan tangan, kemudian gerakan-gerakan kaki yang menari secara seragam, bergeser ke kanan laksana bundaran yang berputar mengitari pusatnya. Sementara irama lagu yang diperdengarkan para penari mengikuti derap kaki dalam tarian. Membentuk lingkaran merupakan simbol dari persatuan.
Tarian Bonet
Tari Ma’ekat atau Tari Okomama
Tari Ma’ekat atau Tari Okomama merupakan salah satu tarian tradisoanal rumpun masyarakat Suku Dawan yang menceritakan tentang hubungan kekerabatan yang ada didalam rumpun masyarakat Suku Dawan pada umumnya, yaitu tentang pemberian tempat siri yang lengkap dengan sirih, pinang dan kapurnya adalah sebuah bentuk penghormatan kepada seseorang yang diberi. Tarian ini sering ditarikan dalam kegiatan penyambutan.
3. Tempat wisata
Oehalla
Tempat pariwiata yang paling terkenal di TTS adalah oehala, merupakan salah satu tempat pariwisata dari soe, yang berlokasi di Desa oelbubuk kecamatan molo selatan kabupaten TTS. Mungkin namanya kurang bersahabat dengan telinga anda ,tetapi ketika melihat tempatnya, saya jamin anda pasti akan segera bersahabat dengan tempat tersebut. Oehala sendiri merupakan air terjun 7 tingkat yang berasal dari mata air asli di pegunungan setempat. Nama oehala sendiri diambil dari bahasa Timor yaitu oe yang berarti air dan hala yang berarti tempat tidur . jadi oehala adalah air yang berbentuk tempat tidur.
Oehalla
Bu’at
Obyek wisata lain yang ada di wilayah Kabupaten TTS (Timor Tengah Selatan ) ini adalah taman wisata Bu'at. Fasilitas kolam renang yang juga disediakan di taman wisata Bu'at Ini, merupakan fasilitas lain seperti villa penginapan yang juga disewakan didalam lokasi taman wisata Bu'at Ini. Sepanjang perjalanan memasuki taman wisata Buat, akan kita temukan tegarnya pepohonan mohoni disepanjang alur kanan dan kiri jalan masuk areal wisata Bu'at Ini. Suasana alam kota So'e yang berudara sejuk sebagai ciri khas udara dataran tinggi ini, membuat suasana penat anda akan hilang dimanjakan hijaunya pandangan yang disajikan di taman wisata Bu'at Ini.
Salah satu permainan di Bu’at
Pantai Kolbano
Salah satu obyek wisata di TTS (Timor Tengah Selatan) adalah wisata di pantai Kolbano. Jika melakukan wisata di daerah pantai, pastilah gambarannya yang identik dan selalu terbayang adalah hamparan pasir lautnya. Namun hal ini tidak akan anda jumpai di pesisir pantai kolbano. Di area wisata Pantai Kolbano, TTS (Timor Tengah Selatan ) Ini, sejauh mata anda memandangnya, anda hanya akan disajikan hamparan bebatuan licin dengan corak warnanya yang unik dan indah menggoda. Kerikil-kerikil indah inilah yang menjadi pengganti hamparan pasir pantai di sepanjang garis Pantai Kolbano, TTS (Timor Tengah Selatan ). Pantai Kolbano terletak Di Desa Kolbano, Kecamatan Kolbano, Kabupaten TTS (Timor Tengah Selatan), Propinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) dengan luas wilayah kurang lebih 17 kilometer persegi.Hamparan wilayah Pantai Kolbano ini menghadap kearah bentangan Samudra Hindia
.
Pante Kolbano
Kolam Buaya
Pantai Oetune
Pantai ini masih sangat asri dan alami dan pantai landai berpasir putih sepanjang puluhan km, dengan gulungan ombak 4-7 gulungan yang cocok untuk selancar dan saat ini sudah banyak wisatawan baik dari Kabupaten TTS maupun dari luar. Dan pada akhir pekan maupun liburan banyak dikunjungi wisatawan atau sekedar rekreasi keluarga saat ini dipantai Oetune sudah dibangun fasilitas-fasilitas pendukung seperti lopo-lopo atau pondok berteduh. Pantai Oetune berjarak 70 km arah Selatan Kota Soe dan dapat ditempuh ± 1,5 jam dengan menggunakan mobil rental, angkutan pedesaan maupun motor ojek.
Pante Kolbano
Bola Palelo
Bola palelo merupakan sebuah lembah dimana lembah ini menyajikan panorama alam yang sangat menawan dan sangat disayangkan apabila berkunjung ke Kota Soe dan tidak menyempatkan diri untuk berkunjung ke Bola Palelo. Ketika berada ditempat ini kita dapat melihat panorama alam yang sangat luar biasa serta udaranya yang begitu sejuk dan pada musim kemarau kita dapat melihat lebih jelas panorama alam yang sangat indah dan menawan seolah-olah kita berada di Grand Canion di USA. Bola Palelo berjarak 15 km arah Utara Kota Soe dan dapat ditempuh ± 20 menit dengan menggunakan angkutan pedesaan, rental mobil maupun motor ojek.
4. Makanan dan Minuman Khas
Makanan khas
Jagung Bose
Makanan khas di TTS adalah Jagung Bose , Jagung Bose sendiri merupakan jenis masakan dari jagung yang di kupas kulit arinya dan di campur dengan kacang – kacangan dan sayuran . untuk pengupasan kulit ari jagung dilakukan dengan cara di tumbuk hingga kulit ari terlelepas dari jagungnya. Untuk mempercepat proses pengelupasan kulit, biji-biji jagung itu diberi sedikit air dan kadang tambah kapur. Setelah menumbuk sekitar limabelas menit, jagung yang sudah terkelupas itu dikeluarkan ke nampan.
Jagung Bose
Sayur Ujung Labu
Minuman khas
Minuman khas dari daerah saya yaitu tuak.rasanya manis pahit pokoknya rame rasanya.
Pohon Tuak
5. Tradisi dan Budaya
Suku dan Pelapisan Sosial
Keberadaan wanita dalam wilayah TTS tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan masyarakat Dawan umumnya. Penduduk yang asli dari wilayah TTS merupakan suku bangsa Dawan yang tinggal disebagian besar di wilayah ( Amarasi, Fatuleu, Amfoangutara dan Amfoang selatan) di Kabupaten Kupang, TTS dan Kabupaten Ambenu (Provinsi Tim – tim). Kabupaten TTU dan sebagian penduduk Mauka dan Kusa.
Dalam masyarakat Dawan umumnya pemukiman dimulai dari pola keluarga inti / batih yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak yang disebut UME. Ume yang ada bakal membentuk klen kecil yang disebut Pulunes atau Kuanes adanya klen besar Kanaf.
UME sebagai keluarga inti tinggal di rumah pemukiman tradisional yaitu Lopo dan Ume Lopo, Lopo dan Ume Lopo adalah lambang rumah untuk pria dan Ume adalah lambang pemukiman untuk wanita.Gambaran lopo adalah sebuah rumah beratap bulat dengan empat tiang berdiri tegak pada bagian atasnya terdaapat lotenng, sedangkan Ume juga berbentuk bulat tetapi mempunyai atap sampai menyentuh tanah dengan satu pintu saja.
Dalam struktur social atau pelapisan sosialnya, masyarakat wilayah TTS golongan Usif, golongan Anaf, dan golongan Tob. Golongan Usif merupakan kaum bangsawan, kerabat kepala suku, pimpinan klen besar (=Kanaf). Sedangkan golongan Anaf adalah sekelompok masyarakat yang terdiri dari klen kecil.
(Puknes) yang masing – masing terdiri dari himpunan keluaraga menurut ama dan julukan Kanaf ma bonif Sejajar dengan Anaf adalah golongan Meo dan O’of. Golongan Meo merupakan kaum kerabat dan took yang pernah berjuang mempertahankan marga dan kampong halaman dari serangan musuh. Sedangkan O’of adalah pemimpin keluarga dimana golongan Usif sering mengambil wanita dari padanya untuk dijadikan istri atau selir. Golongan Tob adalah rakyat jelata yang terdiri dari klen-klen kecil dibawah koordinasi Anaf.
Peranan tradisional wanita TTS umunya tetap sebagai ibu rumah tangga dalam mengasuh anak, menyediakan makanan setiap hari, member pakaian (menenun sarung dan selimut). Dalam hal sebagai ibu tersebut, maka kedudukan itu melekat pada kedudukan dan pelapisan social yang dimiliki suaminya.
Peran wanita yang hingga saat ini tetap menjadi panutan masyarakat adalah Apanapini atau sebagai orang yang lebih pantas karena itu berhak menyimpan pendapatan keluarga atau bendahara.
Beberapa peran tertentu dari wanita yang perlu diperhatikan adalah bahwa wanita di TTS ikut juga menentukan keputusan suami atau pihak pria dalam hal pembagian warisan kepada anak-anak, pemanfaatan pendapatan keluarga serta penentuan jodoh atau kawin dari semua anak-anak.
Seni Tenun.
Karya tenun merupakan bagian dari pranata ekonomi yang sangat menunjang kehidupan ekonomi. Para wanita umumnya mengisi senggang dimusim kemarau sambil membersihkan kebun dan ladang, memelihara ternak rumah, para wanita menenun.
Tenun di wilayah TTS hamper tidak banyak bedanya dengan yang ada di wilayah TTU yang juga masuk dalam kebudayaan Atoni (Dawan). Tentang nama, bentuk umum daripada hasil tenun yang dikerjakan para wanita di TTS oleh Kantor Depdikbud Kabupaten TTS dikelompokkan dalam :
1. Selimut jadi (yang ditenun satu kali,memiliki rumbai-rumbai yang tak dipotong) yang dipakai oleh laki-laki dan sarung yang dipakai oleh perempuan.
2. Selendang kecil atau berukuran sedang untuk membungkus badan
3. Selempang kecil memanjang
4. Destar kepala
6. Kekayaan alam
Di kabupaten ini terdapat beberapa dataran yang sangat luas yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai lahan pertanian atau sawah. Komoditas utama pertanian saat ini adalah Jeruk Soe yang terkenal. Selain itu kabupaten ini terkenal sebagai gudang ternak dan juga kayu cendana yang harum, namun semakin langka.
Penggunaan lahan di kabupaten ini adalah:
1. Sawah: 4.493 ha
2. Tegal: 49.263 ha
3. Pemukiman: 14.920 ha
4. Padang: 114.396 ha
5. Hutan: 155.532 ha
6. Tambak/Kolam/Rawa: 17.323 ha
7. Lain-lainnya: 38.773 ha
Saat ini Kabupaten Timor Tengah Selatan mengandalkan proyek pertambangan marmer yang ada di Mollo dan penambangan Batu Warna Di Kolbano.
7. Konflik yang Perna Terjadi
Sengketa batas wilayah antara warga TTS dan warga TTU. Penolakan warga Fatule’u atas aktifitas tambang marmer di wilayah Fatule’u.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keanekaragaman budaya suku bangsa merupakan suatu acuan terhadap nilai kehidupan yang lebih positif, ini terjadi diakibatkan berbagai macam faktor baik itu alam, lingkungan, pola pikir masyarakat, peradaban masyarakat,pendidikan, warisan budaya serta teknologi dan informasi yang berkembang dalam masyarakat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA